Syantika dan Tikus Pembangun :))

Suatu ketika di desa nan jauh dari peradaban kota, hiduplah seorang gadis yang tinggal di desa terpencil itu. Nama gadis itu Syantika. Syantika gadis ini selalu ceria dan menganggap bahwa keajaiban itu selalu ada. Dia sering berimajinasi tentang banyak hal, misalkan saja ketika ia sedang duduk manis termenung di pinggir kolam ikan. Ia bisa saja asyik ngobrol sendiri. Dalam angannya ia tidak sedang ngobrol sendiri, tetapi ia sedang berbincang-bincang dengan ikan yang sedang berenang-renang dengan riang yang mengelilingi kedua kakinya yang sedang tercelup didalam kolam. Itulah Syantika. Gadis periang dan penuh imajinasi di dalam otaknya.

Kedua orang tuanya juga mengetahui bahwa putrinya itu memang seorang gadis pemimpi. Imajinasinya yang berlebihan itu terkadang membuat orang tuanya khawatir. Ibunya yang adalah seorang guru SD dan ayahnya yang bekerja sebagai petani mulai membahas tentang perkembangan putri semata wayangnya itu.

Ayahnya yang baru saja pulang dari ladang, duduk santai bersandar di pinggir pintu, dan sang Ibu yang baru saja pulang mengajar dengan cekatan membuat satu cangkir teh manis hangat untuk menyambut kedatangan sang suami tercintanya itu.

Dengan membawa satu cangkir dalam nampang sang ibu menghampiri sang suami “Pelayanan dari istri paling siaga.. Silahkan diminum teh manis istimewa. ” sambil menyodorkan cangkir berisi teh manis hangat.

Ayah Syantika tersenyum lebar menerima cangkir itu “Terimakasih isteriku yang paling cantik di dunia.” sambil memegang dagu sang isteri.

Akhirnya ayah Syantika meneguk air teh manis dalam cangkir bercorak bunga sepatu itu dan setelah meminum satu teguk, ia mulai membuka pembicaraan “Syantika kemana ya bu ?” tanya sang ayah.

Sang Ibu yang ikut duduk selonjoran di lantai itu berkata “Yah paling di kolam ikan. Dimana lagi coba? Palingan juga lagi ngobrol sama ikan-ikan di kolam. ” sambil tersenyum sang ibu menjawab.

Sang ayah seperti mengkhawatirkan sesuatu, tetapi entah apa yang ia khawatirkan. Ya tentang Syantika yang selalu berkhayal dan menanggap semua yang ada di dunia ini seperti dongeng.

“Bu, saya khawatir sama anak kita. Usianya sudah tujuh tahun, tetapi ia masih saja berkhayal yang aneh. Ia masih menyangka bahwa hewan bisa berbicara. Bagaimana mungkin hewan bisa bicara? Lebih baik kamu beritahu pelan-pelan.”

Sang ibu hanya tersenyum dan berkata “Biarkan Pa.. Biarkan Syantika seperti itu. Dia akan mengerti dunia ini seperti apa nantinya, tetapi jangan rusak imajinasinya. Walaupun dia seorang penghayal tetapi ia cerdas dan pintar.” tegas sang ibu.

Percakapan mereka berdua tentang Syantika berakhir sampai disitu, namun sang ayah tetap saja khawatir. Ia mengkhawatirkan Syantika tidak bisa keluar dari negeri dongengnya itu.Sang ayah hanya bisa menghela nafas panjang kala itu.

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Hari semakin sore, Syantika yang masih asik duduk ditepian kolam telah menyadari langit berubah menjadi semakin kusam. Tampaknya akan ada hujan besar. Syantika lekas cepat-cepat meninggalkan kolam ikan itu. Tetesan air hujan telah mengalir dan alirannya cukup deras. Syantika lari terbirit-birit mencari tempat berteduh.

“Ya Tuhan, aku basah kuyup gini… dingin banget rasanya. ” Syantika berbicara sendiri sambil menggigil kedinginan. Syantika berteduh di saung sederhana yang memang dibuat oleh penghuni desa agar bisa dipakai duduk-duduk oleh warga setempat.

Syantika duduk-duduk saja di saung beratapkan anyaman bambu itu, di sebrang saung terdapat sungai kecil yang menjadi pembatas antara desa Rebana dan Ketana. Syantika hanya bisa memandangi sungai itu. Ya jelas saja Syantika hanya bisa memandangi sungai itu karena tepat di depan saung itu hanya ada pemandangan sungai.

Syantika terus saja menatap ke arah sungai dan ada pemandangan yang cukup ganjil di arah sungai. Ada kawanan tikus yang berhamburan di sana. Dan semakin lama Santika memperhatikan kawanan tikus itu semakin yakin bahwa tikus-tikus itu membawa potongan rotan yang cukup banyak dan tali jerami yang cukup panjang. Syantika tak percaya dengan pemandangan itu. Ia berfikir apakah ini imajinasinya saja atau ???? Realita???

Syantika menepuk-nepuk pipinya dan ia mencubit tangannya. Teriakkan dari mulutnya pun terdengar “Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh, sakit ! Ya Tuhan tikus-tikus itu ternyata sungguhan dan membawa potongan rotan.”

Gadis ini cukup penasaran dengan apa yang dilihatnya, dan ia memutuskan untuk menghampiri gerombolan tikus itu.

Syantika mendekati tepian sungai dan kebetulan hujan sudah cukup reda, kala ia menghampiri kawanan tikus itu. Syantika keheranan ada satu tikus yang ia lihat disana memakai pakaian layaknya kontruktor bangunan dengan memakai helm berwarna putih.

Sekali lagi gadis ini merasa ia sedang bermimpi kembali, mengapa dunia dongeng yang ia selalu impikan terjadi di depan matanya dan sepertinya ini adalah anugerah dari tuhan karena ia dapat menikmati pemandangan itu.

Tikus itu berteriak kepada teman-temannya yang lain “Hai kalian semua, yang kompak ya ! Kita harus memabangun jembatan agar setiap orang ataupun tikus-tikus dapat berjalan-jalan ke desa seberang ..Siapa tahu ada tikus di desa seberang yang cantik-cantik!” canda tikus itu.

Syantika masih takjub dengan pemandangan itu dan ia merasa bahwa tikus itu seperti manusia yang dapat berkomunikasi dan menggunakan bahasa pengantar yaitu bahasa Indonesia. Tak tanggung-tanggung Syantika akhirnya menampakkan wujudnya di hadapan khalayak tikus-tikus itu.

Syantika berkata “Hai kalian tikus-tikus.. kenapa kalian bisa ngomong kaya aku ? Udah gitu kok bawa-bawa rotan. Sebenarnya kalian ini tikus jelmaan ya?” tanya Syantika dengan polos.

Tikus yang memakai helm putih itu angkat bicara “Hai gadis kecil, emangnya manusia doang yang bisa ngomong ! Tikus juga bisa kali..”

Syantika yang masih tidak percaya membalas omongan sang tikus tadi “Ya ampun, ini semua ga mungkin banget. Mana ada tikus bisa ngomong. Ini pasti aku sedang berkhayal. Seperti aku berkhayal di kolam ikan tadi. ”

Semua tikus-tikus yang ada di sana mentertawakan Syantika. “Hahahahahahahahaha” para tikus tertawa dengan renyah.

Tikus uang memakai helm putih berbicara kembali “Hai, gadis cilik! Kami beneran bisa ngomong kok. Kami semua disini memang tikus-tikus yang bisa berkomunikasi layaknya manusia. Perkenalkan nama saya Mousida. Kami diutus dari kerajaan Mouzara untuk membantu tugas manusia yang ada di desa ini. Raja tikus memerintahkan kami untuk menjadi tikus pembangun.”

Santika masih saja memasang wajah polosnya sambil melongo “Hoooooooooooooooooo” santika bergumam. “Memang ada ya kerajaan tikus.. kok baek banget raja tikus mau membantu manusia di desa kami.Mousida kenapa raja kalian baik sama manusia. Bukannya tikus itu pengerat dan binatang pengganggu ya ? ”

Mousida pun mulai menceritakan asal mulanya mengapa ia bisa berada di desa Rebana ,” Begini gadis cilik, dulu sang raja pernah di tolong oleh pemuda yang tinggal di desa ini. Seluruh orang-orang mengejar sang raja karena sang raja di kira akan menghancurkan tanaman yang ada di sekitaran sawah. Namun ada sesosok pemuda yang menyelamatkan sang raja. Dan sebagai balas budi sang raja kepada pemuda itu. Beliau memerintahkan kami untuk membangun jembatan ini. Karena sang pemuda itu berkata bahwa desa ini cukup sulit untuk pergi ke desa seberang karena tidak ada jalan lain selain membuat jembatan di sungai ini.”

“Ooh begitu yaaaa. Lalu apa yang harus aku lakukan agar aku bisa membantu kalian” tanya gadis cilik itu dengan polos.

“Gadis cilik kamu tidak usah membantu kami kok. Kami mampu melakukan ini semua. Membangun jembatan ini untuk kalian…” jawab Mousida.

“Tapi.. aku ingin membantu kalian. Disini kan banyak orang juga yang bisa membantu dan supaya cepat selesai. Lagian lebar sungai cukup panjang jaraknya. Aku ga yakin kalian bakal selesain itu semua dengan cepat. Bisa-bisa kalian mati terbawa arus sungai. ” jelas Syantika.

Mousida berfikir, sepertinya perkataan gadis cilik itu ada benarnya juga. Kemudian Mousida berkata lagi “Baiklah gadis cilik apa rencanamu untuk membantu kami ? ” tanya Mousida.

Syantika sambil memegang kedua kepangan rambutnya pun berkata “Hmmm.. aku akan panggil seluruh warga dengan menggunakan kentongan yang ada di sana.” Syantika berkata sambil menunjuk ke arah kentongan yang ada di sekitaran saung dekat sungai itu.

Mousida pun bertanya kepada kawanan tikus lainnya “Bagaimana kawan-kawan? Apakah kalian setuju dengan ide gadis cilik itu ? ”

Kawanan tikus itu menjadi sangat ramai. Mereka berbisik-bisik satu sama lain dan akhirnya mereka memutuskan “SETUJUUU MOUSIDA!!!!!”

Syantika tersenyum simpul dan dengan girangnya ia berkata “Oke kalau gitu aku pukul kentongannya biar orang-orang pada datang kesini! ”

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Syantika berlari ke arah saung itu dan segera mengambil kentongan, dipukul sekencang-kencangnya kentongan itu

“”TOK … TOK .. TOK … ”

“”TOK … TOK .. TOK … ”

“”TOK … TOK .. TOK … ”

“”TOK … TOK .. TOK … ”

“”TOK … TOK .. TOK … ”

“”TOK … TOK .. TOK … ”

“”TOK … TOK .. TOK … ”

Puluhan kali Syantika memukul kentongan itu, sampai akhirnya seluruh warga datang berkumpul ke arah sumber suara kentongan itu berada.

Pa RT yang lari terbirit-birit mendengar kentongan itu seraya terkejut ketika melihat ternyata pelaku pemukul kentongan itu adalah Syantika gadis cilik periang itu.

Pa RT bertanya kepada Syantika “Aduhh Neng … aya naon atuh? Naha eta kentongan di pukul-pukul wae.. ”

Syantika pun yang masih memegang kentongan lengkap dengan kayu pemukul itu berkata,

“Pa RTย  jangan kaget dulu ya. Syantika mau cerita nih, jadi gini pa RT ada gerombolan tikus yang diutus datang buat bantu kita membangun jembatan agar desa kita bisa pergi ke desa seberang !”

Pa RT dan orang-orang yang ada di dekat saung itu mentertawakan omongan gadis cilik itu. “Hahhahhahahahahahhaha, ga mungkin atuh neng.. Mana ada tikus bisa ngabangun jembatan ayana ge.. ngahancurkeun jembatan..”

Pa RT masih cekikikan dengan warga desa yang lain. Syantika agak kecewa dengan tanggapan pa RT barusan, namun ia tidak menyerah!

Syantika pun memboyong pa RT ke arah sungai beserta warga desa yang lain “Noh pa RT kawanan tikusnya. Percayakan mereka mau ngebangun. Liat mereka udah bawa tali sama potongan rotan. Banyak pula. Saya manggil warga desa sini supaya membantu tikus-tikus pembangun ini untuk membangun jembatan! Saya ga bohong kan ??”

Semua orang takjub melihat pemandangan baru dan aneh itu. Mousida pun mulai berkata “Wah gadis cilik kamu beneran bawa orang-orang kesini.”

Pa RT dan warga sekalian kaget dan sedikit takut, pa RT mulai berkata “Aduh neng Syantika.. Ini teh beneranย  tikus bisa ngomong. Neng upami ieu tikus jalmaan kumaha atuh? ” tanya pa RT kepada Syantika.

Sebelum Syantika menjawab, Mousida berbicara terlebih dahulu menjelaskan maksud kedatangan kawanan tikus “Pa RT jangan takut, kami kesini mau membantu kalian semua atas perintah raja tikus. Raja tikus berkata bahwa ia pernah di tolong oleh seorang pemuda di desa ini dan pemuda itu berpesan bahwa ia ingin agar desa ini bisa memiliki jalur transportasi ke desa lain. Makanya kami datang kesini pa RT! ” tegas Mousida.

Pa RT masih saja takjub dan sedikit melongo, namun sebagai ketua RT yang bijak ia pun harus segera menyikapi semua peristiwa dan keinginan para tikus membangun desa Rebana.

“Baiklah para tikus, kalau memang kalian ingin membangun jembatan akan kami bantu. Kita gotong royong membangun jembatan itu !” jawab pa RT tegas.

Akhirnya para tikus dan warga desa bergotong royong dan saling membantu membangun jembatan untuk desa Rebana. Ayah dan Ibu Syantika yang awalnya tidak suka dengan sikap Syantika yang suka berkhayal itu, akhirnya percaya kepada Syantika bahwa khayalan itu tidak salah dan kenyataannya khayalan itu benar-benar terjadi dan menjadi kenyataan bahwa hewan pun bisa berkomunikasi dengan manusia dan bisa saling tolong menolong ๐Ÿ™‚

 

————————————————————–THE END——————————————-

Created by : Willma Quenicka

Catatan ini hanya dongeng belaka jadi jangan sampai percaya ya ๐Ÿ˜€

Terimakasih sudah membaca dongeng saya ๐Ÿ˜€

6 komentar di “Syantika dan Tikus Pembangun :))

  1. Wakakak jadi inget Mousehunt. Good job Thya, ceritanya menarik, simple dan imajinatif. Keep it up! ๐Ÿ™‚

    Saatnya sound the horn dan tidur. ZZZzzzz…

    • Terimakasih pak GE ! ๐Ÿ˜€ saya buat ini satu jam.. gara2 ada tikus lewat pas saya mau ke kamar mandi.. jadi buat cerita ini

Tinggalkan Balasan ke Rizzuu Batalkan balasan